Friday, October 8, 2010

Kamus Malam

Bicara kita lewat malam itu mengundang kepulan awan mendung pada langit perasaan.
Rintik-rintik kata yang kubaca mengocak dasar kolam jiwa,
Air mata bergenang kutahan dari tumpah pada cadar perasaan.

Malam asalnya hitam itu penuh dengan kata-kata soal,
Ku tatap dada malam yang diselimuti awan impian,
Kubisikkan pada langit malam kesayuan,
Kusandarkan kesedihan di kaki langit malam,
Malam makin mendung dihiasi awan yang penuh dengan titis duka.

Warna malam yang hitam menyembunyikan kesedihan,
Kucoretkan segala kenangan pada hamparan malam yang sentiasa menanti,
Malam makin mendung mengendong keperitan .
Pahit perasaan kutelan menerobos ke kerongkong kamus kenangan,
Bertambahlah kata-kata sayu yang akan melengkapkan lagi kamus perasaan.


Sesekali dalam kelam malam itu kuselak mencari sinar,
Malam ini aku sedar, malam akan terus hitam dan selamanya akan hitam.
Namun, akan kucoretkan jua segala lambang perasaan pada dadamu malam.

Dada malam berombak,
Guruh mengetarkan lena,
Kilat memercikkan sinar pada latar kelam malam,
Mendung memuntahkan air mata.
Malam menangis menanti untuk menangis lagi.

Kamus perasaan melahirkan kata-kata yang kudakap sepanjang malam.




Kamalia,
9.04 pagi,
9 Oktober 2010,
Sunway

No comments: