Sepohon keinsafan berdiri megah di sebuah hamparan maha utuh.
Setia mencengkam bumi subur ini menghirup setiap titis yang mengalir,
Pohon itu makin tinggi, makin jauh dari bumi.
Siang, tika mentari garang memancar bumi,
Pohon itu gagah berdiri membayang pohon-pohon kecil , rumput-rumput menghijau.
Satu hari, di suatu malam yang sunyi.. pohon itu menangis.
Malam sunyi itu sebak mendengar rintih keluh pohon itu.
Malam itu makin sunyi dengan irama flora malam yang maha sayu.
Di celah-celah kesayuan itu, rintih pohon makin mendayu.
Pohon gagah itu melakarkan keinsafan di atas kanvas malam yang kelam.
Latar malan yang kelam itu menjadikan lakaran itu makin jelas.
Sedu dan rayu pohon yang insaf itu mendebarkan dada bumi.
Titis demi titis menitis ke atas daunan.
Malam yang kelam itu bertambah dingin.
Malam itu, pohon merintih,
Dosanya ,
penyesalannya,
Kealpaannya,
Akhirnya pohon itu terlena.
Daun -daun penyesalannya gugur menyelimut bumi malam.
Ada tunas muncul dari ranting dan dahan.
Tuhan menghidupkan keinsafan dan esok pohon akan segar dengan semangat baru.
Kamalia
10.04 malam
Sunway
3 Feb 2010
No comments:
Post a Comment